Friday, July 4, 2014

MARGA MARGA BATAK SERTA SUB SUBNYA UNTUK BISA KITA PELAJARI BERSAMA ASAL USUL KITA [ MARGA BATAK ]

Ini adalah marga marga Batak yang bisa saya sajikan untuk menambah pengetahuan kita tentang Marga marga Batak serta Subnya ;
So, as the additional insight, Benny Hardy will put the name of family name of bataknese and it sub clan name. There are :
A. Batak Pakapak :
- angkat anak ampun bancin
- bako bako banurea 
- berampu berasa berutu
- bintang boang manalu buluara
- bringin capah cehun
- Cibro dabutar gajah
- Gajah manik gersang leku kabeaken
- Kaloko kembang kesugihen
- Kombih kudadiri lembeng
- Lingga maha maharaja
- Manik manik maibang
- Manjerrang mariman mataniari
- Meka melayu mungkur
- Munthe padang padang batang hari
- Pasi penarik pinayungan
- Sagala saing sambo
- sidebang sikettang saran
- sinamo sitakar situngkir
- solin tendang tinendung
- tinambunan tumangger turuten
- ujung
B. Batak Karo
1. Sub Clan Karo-karo:
- sekali sikemit samura
- sitepu sinuhaji sinuraya
- sinulingga bukit barus
- kaban purba kacaribu
- ketaren sinukaban surbakti
- sinubulan gurusinga jung
- manik torong kesugihen
- kudadiri keloko
2. Sub Clan Ginting :
- sini suka sugihen seragih
- sinusinga munte manik
- bobo beras
tampune [ Ginting Rumah Tampune ]
- garamata gurupatih jawak (namorambe)
- jadibata ajinembah tumangger
- capah pase sibukit
- ajar tambun
3. Sub clan Sembiring:
- berahmana galuk meliala
- muham maha pandia
- pelawi depari colia
- tekang pandebayang gurukinayan
- bunuaji keling kembaren
- keloko sinupayung sinulaki
- busuk sinukapar
4. Sub clan Paranginangin:
- kacinambun kabak perasih
- bangun mulia pinem perbesi
- suka tendel singarimbun pencawan
- keliat kutabuluh tanjung
- sebayang ulunjandi benjerang
- mano namohaji uwir
- laksa panggarun sinurat
- limbeng
5. Sub clan Tarigan:
- tua tegur tending
- tambak gersang gerneng
- gana-gana tambun purba
- pekan sibero silangit
- janpang bondong
C. Batak Toba:
- Limbong habeahan sagala
- Ambarita gurning situmorang
- Sinaga pandiangan nainggolan
- Simatupang siregar aritonang
- Siringoringo lumban toruan sipangpang
- Rumapea sitohang samosir
- Gultom siadari manik
- Sinapitu sitinjak hutapea
- Harianja rumahombar lumbanraja
- Nahulae sibuaton pusuk
- Haro sianturi dongoran
- Siagian raja gukguk simaremare
- Parapat tarihoran sipahutar
- Simargolang ramu simbolon
- Sitanggang sidauruk turnip
- Sitio sigalingging rumahorbo
- Sidabutar sidabolak sijabat
- Saragi saing simalango
- Nadeak sidabungke manurung
- Sitorus sirait butarbutar
- Purba sitindaon siboro
- Sigulang batu tampubolon silaen
- Panjaitan silitonga sianipar
- Pardosi siahaan simanjuntak
- Hutagaol simangunsong marpaung
- Napitupulu pardede hutahaean
- Aruan hutajulu sibarani
- Sarumpaet sibuea pangaribuan
- Sihaloho situngkir sirumasondi
- Sidabariba silalahi pintu batu
- Tambunan naibaho sihotang
- Sirandos lumban batu bakara
- Sinambela sihite simanullang
- Hasibuan hutagalung malau
- Simarmata hutabarat pasaribu
- Siallagan panggabean lumban tobing
- Simorangkir harahap lubis
- Hutatoruan sihombing simamora
- Silaban sinabutar sinabariba
- Nababan hutasoit simanalu
- Debataraja naipospos marbun
- Sitompul banjarnahor lumbangaol
- Sinagabariang hutauruk simanungkalit
- Situmeang sitogatorop siburian
- Sinurat naiborhu simanihuruk
- Nadapdap sileang dolok saribu
- Parhusip ompusunggu baruara
- Lumban pea sipardabuan hutabalian
- Sitorang simarsoit simanjorang
- Rumasingap hutabagas hutabangun
- Hutaurat saributua siampapaga
- Sibangebange sipangkar siringkiron
- Situa

D. Batak Simalungun:
- Sinaga saragih damanik
- Purba sipayung sitopu
- Lingga haloho munthe
E. Batak Pasisir:
1. Sub clan Batak Barus:
- Nahampun tumanggor beras
- Pusuk buaton siambaton
- Rao tanjung bondar
- Gorat saruksuk ace
- Malabu priaman
2. Sub Clan Batak Sibolga:
- Sibuaya chaniago tanjung
- Saribu
F. the family name or clan name in Gayo, Alas and singkil
- Sekedang selian ciberou
- Palis pinim munte
- Sinago lingo deski
- Agin beruh perbancin
- Boang manalum ramin aceh
- Capa seranan berutu
- Kumbi ujung paying
G. The family name of batak pesisir in langkat, deli, asahan, and labuhan batu :
- Tambak simargolang nahambnag
- Naondok basirum kian
- Bahorok lambosa bolak
- Sitabat basilam paman
- Lausan sabat sapiam
- Marangiangin
H. family name in Nias :
- Baeha mendrofa laia
- Zebua daeli zega
- Hulu wa’u hia
- Ndraha zendrato waruwu
- Harefa gea telambanua
- Lase zalukhu sarumaha
- Lafau zai ndruru
- Halawa gulo manao
- Lahagu nazara bate’e
- Dakhi gori halu
- Bu’ulolo buaya nehe
- Maruao zandrato marundruri
- Bawo
I. Batak mandailing:
1. Hasibuan : Hasibuan Botung Hasibuan Harayan
Hasibuan Binonggar Hasibuan Dasopan
2. Harahap : Harahap Sidangkal Harahap Mompang
3. Siregar : Siregar Salak Siregar Paku
Siregar Siagian Siregar Sormin
Siregar Dongoran Siregar Bauni
Sigurda Silali: (silali dolok,
silali toruan, dan ritonga).
4. Lubis : Lubis Silangkitang Lubis Sibaitang
5. Nasution : Nasution Sibaros Nasution Borotan
Nasution Padang Garugur Nasution Jambu
Nasution Manggis Nasution Lancat
Nasution Joring Nasution tanga Hambeng
Nasution Mangintir
6. Rangkuti : Rangkuti
7.parinduri
8. Batu bara

Thursday, July 3, 2014

KEGIATAN SANGA KUTA JUNE 2014 JARAH KU KUBUREN ORANG TUA RAS NINI BULANG






































ULANG TAHUN ITING ELSA 15 JUNE 2014









KAMI SEKELUARGA MENGGUCAPKAN SELAMAT ULANG TAHUN SEHAT SELALU JANAH METERUK UKUR BAGEPE SABAR SELALU, TUHAN YESUS MEMBERKATI.

TEROMBO GINTING RUMAH TAMPUNE KARANG PENGACI




Asal-usul Marga Ginting

 Merga Ginting merupakan salah satu marga yang ada pada suku karo.Merga Ginting terbagi pula menjadi sub-sub merga, terdiri atas beberapa Sub Merga seperti :
  • Ginting Pase Ginting Pase menurut legenda sama dengan Ginting Munthe. Merga Pase juga ada di Pak-Pak, Toba dan Simalungun. Ginting Pase dulunya mempunyai kerajaan di Pase dekat Sari Nembah sekarang. Cerita Lisan Karo mengatakan bahwa anak perempuan (puteri) Raja Pase dijual oleh bengkila (pamannya) ke Aceh dan itulah cerita cikal bakal kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Untuk lebih jelasnya dapat di telaah cerita tentang Beru Ginting Pase. (Petra : Bisa dibaca di sini)
  • Ginting Munthe Menurut cerita lisan Karo, Merga Ginting Munthe berasal dari Tongging, kemudian ke Becih dan Kuta Sanggar serta kemudian ke Aji Nembah dan terakhir ke Munthe. Sebagian dari merga Ginting Munthe telah pergi ke Toba (Nuemann 1972 : 10), kemudian sebagian dari merga Munthe dari Toba ini kembali lagi ke Karo. Ginting Muthe di Kuala pecah menjadi :                 Ginting Tampune [ GINTING RUMAH TAMPUNE ]
  • Ginting Manik Ginting Manik menurut cerita masih saudara dengan Ginting Munthe. Merga ini berasal dari Tongging terus ke Aji Nembah, ke Munthe dan Kuta Bangun. Merga Manik juga terdapat di Pak-pak dan Toba.
  • Ginting Sinusinga
  • Ginting Seragih Menurut J.H. Neumann (Nuemann 1972 : 10), Ginting Seragih termasuk salah satu merga Ginting yang tua dan menyebar ke Simalungun menjadi Saragih, di Toba menjadi Seragi.
  • Ginting Sini Suka Menurut cerita lisan Karo berasal dari Kalasan (Pak-Pak), kemudian berpindah ke Samosir, terus ke Tinjo dan kemudian ke Guru Benua, disana dikisahkan lahir Siwah Sada Ginting (Petra : bacanya Sembilan Satu Ginting), yakni :
    • Ginting Babo
    • Ginting Sugihen
    • Ginting Guru Patih
    • Ginting Suka (ini juga ada di Gayo/Alas)
    • Ginting Beras
    • Ginting Bukit (juga ada di Gayo/Alas)
    • Ginting Garamat (di Toba menjadi Simarmata)
    • Ginting Ajar Tambun
    • Ginting Jadi Bata
    Kesembilan orang merga Ginting ini mempunyai seorang saudara perempuan bernama Bembem br Ginting, yang menurut legenda tenggelam ke dalam tanah ketika sedang menari di Tiga Bembem atau sekarang Tiga Sukarame, kecamatan Munte.
  • Ginting Jawak Menurut cerita Ginting Jawak berasal dari Simalungun. Merga ini hanya sedikit saja di daerah Karo.
  • Ginting Tumangger Marga ini juga ada di Pak Pak, yakni Tumanggor.
  • Ginting Capah Capah berarti tempat makan besar terbuat dari kayu, atau piring tradisional Karo.

 GINTING MUNTHE'
Ginting Munté (Muthé) adalah salah satu cabang(sub-) merga dari merga Ginting! Banyak orang beranggapan kalau merga ini sebenarnya berasal dari Batak(Toba atau Simalungen), akan tetapi jika kita menelisik pada tradisi dalam merga Ginting Munthe sendiri, dan jika kita kaitkan dengan tradisi pada sub-merga Karo-karo Sinulingga(Sinulingga telah menemui Ginting Munthe di Lingga sekitar awal-awal abad ke-13), tradisi Saragih Munthe, Dalimunte di Labuhan Batu, dan sejarah Zending Hindu di Sumatera bagian timur, tengah, dan utara, maka hal ini tidak-lah sejalan dari dimensi waktu dan tidak-lah masuk diakal.Dipercaya, Si Raja Batak yang menurut tradisi Toba adalah nenek moyang seluruh bangsa Batak yang hidup bersamaan waktunya denga kerajaan-kerajaan seperti: Haru(Karo), Nagur(di Sumatera Timur yang identik dengan Simalungun), Padang Lawas dan Pané(Mandailing Tua), Sriwijaya, Majapahit(dalam kakawi Negarakertagama), Malaka, dll. Jika kita meninjau dari hal ini, dapat dipastikan bahwa setidaknya, Karo, Simalungun, dan Mandailing sudah ada saat dimana kemunculan Si Raja Batak yang juga dipercaya adalah aktivis dari salah satu kerajaan tersebut diatas yang mengungsi ke pedalaman Samosir, maka hidup Si Raja Batak dipredikasikan awal abad ke-13 M.Mempelajari sejarah Munthé ini sangatlah menarik dan unik. Banyak etnis-etnis khususnya yang hidup di Sumatera(Karo, Simalungun, Mandailing, Toba, Pak-pak/Dairi, Gayo, Alas, dll) yang memiliki merga Munté ini, dan bahkan tidak jarang mengklem bahwasanya Munthé ini berasal dari mereka, namun apa-pun itu kembali kepada pribadi kita masing-masing versi dari tradisi mana yang hendak kita pakai menjadi pedoman kita. Di tahun 1000 – 1449 di Eropah diketahui setidaknya 12 orang telah menggunakan kata Munthé(Muté) ini dibelakang namanya, salah satunya adalah Ascricus van Munte(1072) dari Vlanderen yang sekarang merupakan wilayah Belgia. Apakah mungkin Munte yang di Sumatera sudah sampai di Belgia di Tahun 1000? Jika kita berpatok pada masa kemunculan kerajaan Haru(Karo), Nagur(Simalungun), dan Padang Lawas serta Pané(Mandailing), ya mungkin saja! Mengingat, setidaknya aktivitas pelayaran internasional di Barus sudah dimulai sejak abad ke-5 M. Bahkan di Norwegia, di abad ke-16 muncul Ludvig Munthe. Mengingat jarak antara Belgia dengan Norwegia yang sangat jauh(…) apakah keluarga Munté Belgia ini sama dengan Munté di Norwegia? Namun, jika ditinjau dari faktor waktu(tahun 1000 – 1500’an) dan geografis hal ini juga sangat memungkinkan terjadi, mengingat pelabuhan Belgia yang berhadapan langsung dengan Laut Norwegia melalui Laut Utara yang diapit kepulauan Britania Raya di barat dan di sebelah timur dikelilingi Belanda, Jerman, dan Denmark. Bahkan, silsilah dari Ludwig Munthe(1593-1649) ini disusun dengan sangat rapih oleh Severre Munthe, dalam buku Familiem Munthe In Norge. Sekitar tahun 1995 diperkirakan jumlah keturunannya lebih lima ratus jiwa. Munthe di Norwegia ini juga mengakui dan menyatakan bahwa Vlanderen(Belgia) adalah tanah asal leluhur mereka ( Silahkan dilihat dokumen Munthe Eropah http://www.geocities.com/-ascricus/genealogy/surnames.htm -|  http://genealogy.munthe.net/     |    http://sverre.munthe.net/  ).Dari cerita diatas, maka timbullah pertanyaan besar: apakah Munthe(Munte) di Belgia, Norwegia, dan wilayah Eropah lainnya mencerminkan atau bahkan satu nenek moyang dengan Munthe yang tersebar di nusantara? Dan, darimanakah alsal Munthe ini sesungguhnya? Ya, itu pertanyaan yang menjadi misteri besar, tetapi setidaknya ada beberapa tradisi yang mendukung keberadaan Munthe itu lebih awal di utara Danau Toba(Karo), yakni: Tradisi Ginting Munthe itu sendiri, yang didukung oleh tradisi Ginting Pasé, Ginting Manik, Karo-karo Sinulingga(tradisi Karo) dan juga tradisi Simalungun.Sebuah cerita menarik, pernah dikatakan seorang Anthrofologi ber-merga Munté yang tinggal di Madagaskar asal Norwegia mengunjungi Kuta Ajinembah, diantar oleh Pengurus Nomensen dan diterima oleh Pendeta Pantekosta Ajinembah (1971). Beliau mengemukakan bahwa leluhurnya berasal dari Ajinembah di rumah sendi, dan mengatakan “putih” dalam bahasa ibunya dengan “Mbulan”. (Penutur, penduduk Ajinembah, 2001 dalam buku Kenangan Marga Munthé , hal. 221).Ginting Munthé dalam tradisiMenurut tradisi lisan Karo yang juga dicatan oleh seorang misionaris Nederlandsche Zending-genoothschap(NZG) asal Belanda, Pdt. J. H. Neumann dikatakan, merga Ginting Munte yang merupakan salah satu cabang(sub-)merga dari merga Ginting ini, awalnya tumbuh di wilayah Tongging(di Tanah Karo) begitu pula dengan Ginting Pasé dan juga Ginting Manik. Selanjutnya dikisahkan, keturunan dari Ginting Munte ini dari Tongging bermigrasi ke Becih dan Kuta Sanggar; selanjutnya ke Aji Nembah.Keturunan yang di Aji Nembah ini-lah yang kemudian bermigrasi kuta Munte dan sebagian ke wilayah Timur(Simalungun) dan berpencar ke sekitar wilayah Danau Toba lainnya. Hampir dibeberapa tradisi Munte menyiratkan awal-awal leluhur mereka berasal dari kuta(kampung) Aji Nembah(di Taneh Karo) ini. Dalam tradisi yang berkembang di timur Danau Toba(Simalungun) proses migrasi ini diperkrakan terjadi sekitar tahun 1395 – 1435 Masehi, dimana Tuan Sipinangsori putra dari Jalak Karo yang berasal dari Aji Nembah sekitar tahun 1428 M menetap di Raja Simbolon dengan menunggangi horbo(kerbau) Sinanggalutu. Dan, hal ini juga didukung oleh tradisi Dalimunte yang berkembang di Labuhan Batu, dimana diceritakan saat Si Munte dari Aji Nembah yang menunggangi “Kerbo Nenggala Lutu” ini membawa segenggam bibit kacang-kacangan yang disebut “dali” dan menanamnya kemudian tumbuh subur dan berbuah banyak, serta biji-bijian ini sangat disukai, sehingga para tetangga menawarkan barter dengan menyebut dali – Munté dengan maksud “kacang mu o, Muté ” atau “minta kacangmu o, Munté ”. Sehingga dikemudian hari para keturunannya dipanggil dengan Dalimunte.Setelah perjalanan panjang, akhirnya beberapa generasi Munte yang berpencar di sekitar Danau Toba(Toba) ini ada yang mulih kuta(kembali) lagi ke kuta kemulihen(kampung halaman/kampung leluhur/kampung adat)-nya di Taneh Karo. Di daerah Kuala, merga ini kemudian pecah menjadi Ginting Tampune serta tersebar ke wilayah-wilayah Karo lainnya.
Erlajar arah sejarah banci mbabai kita lebih memahami arti serta makna kegeluhen situhu tuhu gelah banci kita meteruk ukur janah mehamat man kalimbubu, Orang Tua , Seninanta, ras kerina manusia ibelang belang Doni enda. [ hormat kami ]. http://www.karangpengaci.blogspot.com

Sejarah Merga-Merga pada Suku Karo (Merga Ginting)




Berdasarkan Keputusan Kongres Kebudayaan Karo. 3 Desember 1995 di Sibayak International Hotel Berastagi, pemakaian merga didasarkan pada Merga Silima, yaitu ; 1.Ginting 2.Karo-Karo 3.Perangin-angin 4.Sembiring 5.Tarigan.Sedangkan Merga Silima berdasarkan Budaya Umum Suku Karo terdiri dari 5 Merga Yaitu Karo-Karo,Ginting,Perangin-angin,Tarigan dan Sembiring.Sementara Sub Merga, dipakai di belakang Merga, sehingga tidak terjadi kerancuan mengenai pemakaian Merga dan Sub Merga tersebut.Tanah Karo Simalem merupakan wilayah berbudaya dan Dominan Suku Karo.Tanah Karo meliputi :



1.Kabupaten Karo (Semua Kecamatan,disebut Juga Karo Gugung)

2.Kabupaten Langkat (Meliputi Kecamatan Bahorok,Kecamatan Kutambaru Marike,Kec.Sei Binge,Kec.Salapian,Kec.Selesai,Kec.Kuala,Kec.Padang Tualang dan Deski-Karo Binjai dan disebut Karo Langkat)

3.Kabupaten Dairi (Meliputi Kecamatan Tanah Pinem.Kec.Tiga Lingga dan Kec.Gunung Sitember dan Disebut Karo Baluren)

4.Kabupaten Deli Serdang (Meliputi Kec.Sibolangit, Kec.Pancur Batu,Kec.Sunggal,Kec.Namo Rambe,Kec.Gunung Meriah,Kec.Sibiru-biru,Kec.Kutalimbaru,Kec.Patumbak,Kec.Sinembah Tanjung Muda sebagian  Kec.Deli Tua dan Disebut Karo Kenjahe).

5.Kota Medan (Meliputi Kec.Medan Tuntungan,Kec.Medan Selayang,Semalingkar, Kelurahan Kwala Bekala,sebagian Kec.Medan Johor yang kesemuanya  disebut juga daerah Padang Bulan dan sebagian daerah Pulo Brayan)

6.Kabupaten Aceh Tenggara (Meliputi Kec.Lau Sigala-gala,Kec.Simpang Simadam,.Blang Kejeren,sebagian wilayah Kuta Cane,Ketungkuhen Alas)

7.Kabupaten Simalungun (Meliputi Kecamatan Silima Kuta-Cingkes).



Sangkep Geluh dalam Suku Karo adalah Senina,Anak Beru dan Kalimbubu.Setiap individu dalam Suku Karo Wajib mempunyai Sangkep Geluhnya.Suatu Merga yang ingin Mendirikan Kesain,Kuta maupun Urung (gabungan Kuta-kuta yang pengulunya 1 keluarga/merga) harus mengajak serta Sangkep Geluhnya tadi.Kemudian dibangun minimal 1 Rumah Adat Siwaluh Jabu atau Siempat Jabu untuk  Merga Simantek dan Sangkep Geluh nya tadi. Dalam Mantek Kuta,tanpa dukungan Biak Senina atau Senina Kuta,suatu Merga tidak akan bisa memantek Kuta karena tidak ada pengakuan dari kalangan Keluarga 1 klan yang akan membantu dan membelanya.Karena nya dukungan Biak Senina Kuta sangat penting dalam Memantek Kesain,Kuta maupun Urung.Setelah mendapat dukungan dari Biak Senina Kuta,maka di panggil merga lain yang akan menjadi Anak Beru Kuta.Tugas Anak Beru Kuta juga banyak terutama dalam mempersiapkan keperluan Raja Simantek Kuta.Kemudian dipanggil juga Merga lain yang akan menjadi Kalimbubu Kuta.Kedudukan Kalimbubu dihormati dalam pendirian kuta. Jadi di Suatu Kuta yang dipantek Suatu Merga,juga terdapat merga lain (Sangkep Geluhnya) yang ikut mendirikan Kuta, Walaupun di Kuta pantekennya,Merga Simantek tersebut biasanya paling banyak jumlahnya dibandingkan Merga lain yang menjadi Sangkep Geluhnya.Maka nya di Suatu Kuta (terutama Kuta yang besar) terdapat minimal 4 Kesain yaitu Untuk Sembuyak (Keturunan Simantek Kuta,biasanya Kesain Terluas),Untuk Biak Senina/Senina Kuta,Untuk Anak Beru Kuta dan Kalimbubu Kuta.Ke 4 unsur inilah yang disebut Bangsa Taneh dalam hal Mendirikan (Mantek Kuta).

Merga-merga Suku Karo terbagi dalam 5 Merga (klan) besar,Adapun Sejarah,Keberadaan, legenda, dan cerita Merga dan Sub Merga tersebut adalah sebagai berikut :



1.     Merga Ginting

Merga Ginting terdiri atas beberapa Sub Merga seperti :



o    Ginting Pase

Ginting Pase menurut legenda masih bersaudara dengan Merga  Ginting Munthe. Merga Pase ini kemungkinan berasal dari daerah Pak-Pak.Selain ke Tanah Karo,merga Pase juga terdapat di daerah Toba.Berdasarkan data,Merga Pase banyak terdapat di daerah Pak-pak.  Ginting Pase di Tanah Karo dulunya mempunyai kerajaan di Pase, dekat Sari Nembah kecamatan Munte sekarang. Cerita Lisan Karo mengatakan bahwa anak perempuan (puteri) Raja Pase dijual oleh bengkila (pamannya) ke Aceh.Menurut Legenda, Beru Ginting Pase  bisa bertahan di Aceh bahkan tumbuh dengan Baik dan berperan sebagai perintis Kerajaan Samudra Pasai beserta Suami dan Turang nya serta Penghulu Daerah Aceh lainnya.Itulah cerita cikal bakal kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Dewasa ini,Merga Ginting Pase terdapat di Kuta Bangun kecamatan Tiga Binanga dan sebagian Keturunannya berdomisili di daerah Karo Kenjahe.Ginting Pase juga banyak terdapat di daerah Aceh Tenggara (alas).Di daerah Alas ,Ginting Pase ini mendirikan beberapa kuta,dan memakai Merga Pase.

o    Ginting Munthe

Menurut cerita lisan Karo, Merga Ginting Munthe berasal dari Tongging, kemudian ke Becih dan Kuta Sanggar serta kemudian ke Aji Nembah,Ke Munte dan ke Kuta Bangun.Menurut cerita,Nenek Moyang  Ginting Munte adalah Merga Munthe.  Tongging,Ajinembah,Munte dan Kuta bangun merupakan Kerajaan Urung panteken Ginting Munte. (Urung = beberapa kuta yang didirikan oleh merga yang sama).Merga Ginting Munte dan Sangkep Geluhnya yaitu Biak Senina,Anak beru dan Kalimbubunya lah yang mendirikan Kerajaan tersebut.Urung Tongging disebut Sipitu Kuta Tongging,Terdiri dari 7 kuta utama dan pemekarannya,letak kuta-kuta tersebut adalah di kecamatan Merek dengan Kuta Perbapaan Urung (induk Desa ) di Desa Tongging,Urung Ajinembah Disebut dengan Sipitu Kuta Ajinembah,terdiri dari 7 kuta dan terletak di Kecamatan Merek dan Sebagian Kecamatan Tiga Panah Sekarang,Induk Desa adalah Ajinembah,kecamatan Merek. Urung Munte terdiri dari Beberapa Kuta yang didirikan oleh Merga Ginting Munte, Ginting Siwah Sada dan Ginting Manik,terletak di kecamatan Munte dengan Induk Desa adalah Desa Munte.Urung Kuta Bangun terdiri dari Beberapa kuta dan Ditambah desa Lau baleng dengan induk desa adalah Kuta Bangun.Biak Senina merga Ginting Munte ini adalah Ginting Manik.Ada yang unik diantara kedua merga ini,dimana di setiap kuta/kesain Panteken Ginting Munte,pasti yang menjadi biak Senina/Senina nya adalah merga Ginting Manik, begitu juga sebaliknya. Merga Munte di Sipitu Kuta Tongging disebut dengan Merga Munthe saja.Sebagian dari merga Ginting Munthe telah pergi ke Toba (Nuemann 1972 : 10), kemudian sebagian dari merga Munthe dari Toba ini kembali lagi ke Karo. Merga Ginting Munte juga menyebar sampai ke daerah Karo Kenjahe (Deli Serdang) dan menjadi Anak Beru Urung Sinembah Tanjung Muda (Panteken Karo-Karo Barus) dan menyebar bersama Klan Ginting Lainnya ke daerah Namo Rambe.Di Karo jahe ini,Ginting Munte banyak terdapat di Sibiru-Biru.Dari Ajinembah,merga Ginting Munte juga menyebar ke simalungun menjadi Merga Saragih dan menjadi penghulu di beberapa kampung di Simalungun.Merga Munthe juga terdapat di Toba dan Pak-pak.Ginting Muthe di Kuala pecah menjadi Ginting Tampune.Merga Munthe ini juga menyebar sampai daerah Alas dan Gayo (seperti daerah Batu Mbulan,Ketungkuhen,Bener Meriah-Aceh).Di Cingkes dan Juhar, terdapat Kesain Ginting Munthe,dimana Ginting Munthe merupakan Simbisa dari desa tersebut. Rurun (Panggilan) merga Ginting Munte adalah Mburak untuk Lelaki dan Unjuk untuk Beru Ginting Munte.



o    Ginting Manik

Ginting Manik menurut cerita  Bersaudara dekat dengan Ginting Munthe. Merga Ginting Manik berasal dari  Tongging.Menurut R.U.Ginting Manik, Penyebaran nya mulai dari Urung Tongging kemudian ke  Urung Aji Nembah (Yaitu Desa Manuk Mulia), Sebagian Ginting Manik dari tongging pergi ke Lingga,Dari Urung Ajinembah ini,dilanjutkan ke Urung Munthe (yaitu desa Singga Manik).Dari Urung Munthe ini dilanjutkan ke Urung Kuta Bangun.Dari Urung-urung tersebutlah Merga Ginting Manik Menyebar sampai ke daerah Karo Langkat,Karo Baluren (Dairi) dan Karo Kenjahe (Deli Serdang). Desa Tongging sendiri penghulunya didominasi Merga Ginting Munte dan Ginting Manik,terdiri dari beberapa Kesain.Ginting Manik Penghulu di Kesain Manik Tongging.Legenda dari Tongging ini adalah Legenda Manuk Sigurda-gurdi (Cerita Rakyat Karo) yang menegaskan bahwa Merga Ginting Manik adalah Penghulu Tongging.Ginting Manik di Urung Sipitu Kuta Tongging disebut dengan Merga Manik Huruk (Manihuruk,Nenek Moyang Merga Ginting Manik). Ginting Manik merupakan Bangsa Taneh dari Urung Sipitu Kuta Tongging,Sipitu Kuta Ajinembah dan Urung Kuta Bangun dimana Ginting Manik sebagai Biak Senina Urung. Biak Senina dari merga Ginting Manik adalah Ginting Munte,makanya sangat wajar di setiap Kuta/Kesain panteken Ginting Manik,merga Ginting Munte lah yang menjadi Biak Senina nya,begitu juga sebaliknya.Ginting Manik juga sebagai Biak Senina di beberapa Kuta Panteken Ginting Munthe di daerah Kec.Munthe.Urung-urung tersebut terdiri dari beberapa kuta.Selain sebagai Biak Senina Urung,Ginting Manik juga Mendirikan (Mantek) Kuta di beberapa Kuta Urung Sipitu Kuta Ajinembah yaitu Manuk Mulia/Manik Mulia dan Singa (Keduanya terdapat Di Kecamatan Tiga Panah).Sebagian  Merga Ginting Manik dari Tongging Mendirikan Kuta Singa dan mendirikan merga baru,yaitu Merga Ginting Sinu Singa.Ginting Manik di daerah Munthe mendirikan kuta Singga Manik (Anak Beru Kuta). Ginting Manik dari Singga Manik kemudian   Mendirikan (Simantek) Desa Bunga Baru  di Kec. Tiga Binanga.Ginting Manik juga ikut mendirikan desa Kutambaru kec.Munthe sebagai Biak Senina Kuta, dimana di Kutambaru kec.Munthe terdapat beberapa kesain,Ginting Manik pengulu di Kesain Rumah Jahe,Ginting Munthe pengulu di kesain Rumah Gugung.Sebagian Merga Manik dari Singga Manik Menetap di Desa Batukarang dan Melestarikan Kerangen (Hutan) yang dikeramatkan oleh Keturunannya dan Penduduk Batukarang.Di dalam Kerangen ini terdapat mata air .Kerangen itu di sebut Kerangen Lau Rahu dan Keturunan nya di sebut Manik Lau Rahu. Ginting Manik yang ke Lingga pada awalnya diundang untuk menetap sebagai Simbisa di desa Lingga oleh Karo-Karo Sinulingga.Diceritakan bahwa merga Sinulingga datang ke Kesain Manik di Tongging untuk mengajak Merga Ginting Manik mendirikan kuta dan juga sebagai Simbisa di desa Lingga.Makanya Kesain Manik di desa Lingga terletak di tengah kuta,berdekatan dengan Kesain-Kesain Sinulingga.  Selain sebagai Simbisa,Ginting Manik ini menikah dengan Beru Sinulingga dan menjadi Anak Beru Kuta di Lingga.Beberapa keturunan kemudian Ginting Manik dari Lingga ikut mendirikan Kuta Keling/Merdeka (Panteken Surbakti) dan kampung lainnya yang termasuk urung Sitelu Kuru (induk desa adalah Lingga,panteken Sinulingga) sebagai Anak Beru Kuta.Salah satu Keturunan Merga Ginting Manik dari Tongging yang Bernama Tandel Masara (artinya kesusahan terhalang) Menjelajah sampai Ke Bahorok,Langkat.Disana Ginting Manik ikut mendirikan kuta dan diangkat menjadi Anak Beru Urung Bahorok(Panteken Perangin-angin Suka Tendel).Ginting Manik Di Langkat juga mendirikan (Mantek) Kuta yaitu  Kuta Durin Tonggal Kec.Kutambaru Marike dan tersebar sebagai Anak Beru/Kalimbubu/Simantek Kuta di desa-desa Karo Langkat seperti Gajah,Simolap,Tinembok,Samir (Kec.Kutambaru Marike), Kuta Belikih dan Kuta Rih (Kec.Sei Binge).  Merga Ginting Manik dari Tongging juga menyebar Ke daerah Karo Baluren.Merga Ginting Manik banyak terdapat dan menjadi penghulu  Kenegrian Juhar Kidupen Manik,bagian dari  Urung Tanah Pinem,Dairi.Di Karo Kenjahe (Deli Serdang), Ginting Manik juga terdapat sebagai Biak Senina di Kesain Ginting Munte,selain itu Ginting Manik bersama Klan Ginting lainnya menyebar ke daerah Namo Rambe.Merga Manik ini juga terdapat di daerah Pak-pak, daerah Samosir-Toba (disebut Manihuruk) dan Simalungun .Sebagian Merga Manik dari Tongging menyebar ke daerah Simalungun dengan Sebutan Saragih Manihuruk dan menjadi Penghulu Kuta di beberapa daerah Simalungun. Rurun (Panggilan) untuk Merga Ginting Manik adalah Mengat untuk Lelaki dan Tadi/Unjuk untuk beru Ginting Manik.

o    Ginting Seragih

Ginting Seragih merupakan salah satu merga Ginting yang tua.Ginting Seragih di Tanah Karo mempunyai Hubungan Khusus dengan Marga Saragih yang merupakan  1 dari 4 Marga Asli Simalungun.Marga Saragih di simalungun merupakan Salah satu dari 4 Marga Raja atau Marga Penghulu di daerah Simalungun.Merga Saragih merupakan Merga Pengulu dan banyak terdapat di Simalungun. Menurut Diskusi,Ginting Seragih berasal dari daerah perbatasan Tanah Karo-Simalungun.Ginting Seragih di Tanah Karo umumnya mendiami Kampung Lingga Julu,Jeraya (Kec.Simpang empat) dan sekitarnya. Keberadaan Merga Ginting Seragih di Lingga Julu dan Jeraya adalah sebagai Anak Beru Kuta atau pun Kalimbubu Kuta.Dari kedua Kampung ini Merga Ginting Saragih menyebar ke daerah Karo lainnya.



o    Ginting Sini Suka

Menurut cerita lisan Karo Ginting Sini Suka berasal dari Urang Kalasan/Urung Kalasen Yaitu wilayah di Pak-Pak, kemudian sebagian berpindah ke  daerah Samosir, terus ke Si Tinjo. Menurut Cerita,di Tinjo,Ginting Sini Suka Mempunyai hubungan Khusus dengan Merga Kuda Diri dari Suku Pak-Pak. Dari Pustaka Ginting di ketahui bahwa Leluhur Ginting Sini Suka adalah anak dari Pengulu Kuta Tinjo dan pergi Ke Tanah Karo dengan Bapa uda nya yaitu adik pengulu Tinjo.Ginting Sini Suka ini bernama Matangken.Dari Tinjo Mereka sampai ke daerah Lau Lingga Sekarang dan Ginting Sini Suka Menjadi Sibayak Lau Lingga. Kemudian anak dari Sibayak Lau Lingga yang bernama Tindang pergi untuk mendirikan kuta yang dia namai  Guru Benua di Kec.Munte, disana dikisahkan Tindang mendirikan Kuta dan Menikah.Dikisahkan,setiap anaknya yang lahir masih terbungkus kulit  tubuh seukuran Gundur,maka setiap anaknya yang lahir dia tempatkan ke sebuah Guci,kemudian dengan bantuan ilmu Guru Pak-pak Sipitu Sendalanen lahirlah (Keluar dari Kulit tubuh) Kesepuluh anaknya dengan normal yaitu sembilan lelaki dan 1 perempuan,mereka disebut Siwah Sada Ginting.Merga Ginting Sini Suka merupakan Pengulu yang di Tua kan oleh Ginting Siwah Sada Lainnya karena memang induk dari Ginting Siwah Sada.Kuta Panteken nya adalah Lau Lingga Kec.Juhar,Guru Benua Kec.Munte,Suka Simbelang,Tiga Panah dan Kuta Lainnya.Ginting Sini Suka juga terdapat di Desa Berastepu sebagai Kalimbubu Kuta dimana di desa Berastepu terdapat Kesain Sini Suka.

§  Ginting  Rumah Berneh

Ginting Rumah Berneh sama dengan Ginting Sini Suka, disebut Rumah Berneh karena dia Pengulu Rumah Berneh di Juhar.Ginting Rumah Berneh adalah adik dari  Matangken Ginting Sini Suka, Sibayak Lau Lingga.  E maka lit Balai Uruk berteng Juhar balai perjumpan Sibayak Lau Lingga ras agina pengulu Rumah Berneh Juhar.( Informasi dari Pustaka Ginting).Dari Rumah Berneh Juhar,Merga Ginting ini menyebar ke daerah Tanah Karo Lainnya.Rurun (Panggilan) merga Ginting Rumah Berneh adalah Raga untuk dilaki dan Nggore/Nurih untuk Beru Ginting Rumah Berneh.



Pustaka Ginting merupakan Hikayat yang menceritakan mengenai keberadaan Siwah Sada Ginting.Kakek Siwah Sada Ginting adalah Matangken Sibayak Lau Lingga.Bapak Siwah Sada Ginting adalah Tindang,anak Raja Matangken yang Paling Tua.Siwah Sada Ginting Berarti Sembilan Merga Ginting dan satu Beru Ginting.Disebutkan di Pustaka Ginting, Tindang mendirikan Kuta Guru Benua, Kemudian dia Menikah,dikisahkan disana  dengan Bantuan Guru Pak-Pak Si Pitu Sendalanen,lahirlah Siwah Sada Ginting.Makanya terdapat 9 Lubuk (Pancur) perpangiren (Penyembuhan) di tapin Lau Guci Gurubenua.Kesembilan Merga Ginting ini kemudian Menyebar ke seluruh Tanah Karo,adapun Penyebaran ke sembilan Merga ini memiliki keterkaitan dan kesamaan alur Penyebaran antara satu dengan lainnya.Ginting Ajar Tambun anak yang Tertua dan Babo anak yang termuda. Siwah Sada Ginting  tersebut adalah :





§  Ginting Ajar Tambun

Ginting Ajar Tambun menetap di Kampung kakeknya,Sibayak Lau Lingga dan  ikut Mendirikan  Kuta tersebut.Kemudian menyebar ke desa lainnya sekitar Kec.Juhar.Ginting Ajar Tambun juga pergi ke daerah Karo Langkat dan Mendirikan Kuta Raja Merahe bersama senina nya Ginting Bukit.Dari Raja Merahe,Ginting Ajar Tambun menyebar ke daerah Karo Langkat lainnya.

§  Ginting Suka

Ginting Suka boleh dikatakan sebagai Sub-Klan Ginting  Siwah Sada Ginting yang terbesar dimana Ginting Suka banyak tersebar di seluruh Tanah Karo.Ginting Suka di Tanah Karo Mendirikan Kerajaan Urung yaitu Urung Suka di Kecamatan Tiga Panah.Kuta Perbapan (Desa Induk) Urung Suka adalah Desa Suka atau disebut Juga Suka Simbelang di Kec.Tiga Panah.Desa-desa Di Urung Suka (Kec.Tiga Panah) diantaranya Suka Simbelang (Desa Induk),Tiga Panah,Suka Dame,Suka Maju,Suka Mbayak,Suka Sipilihen,Salit dan lainnya.Desa Panteken Ginting Suka di sekitar Urung Suka diantaranya Desa Suka Mandi Kec.Merek.Sedangkan di wilayah Tanah Karo lainnya, Ginting Suka mendirikan kampung Guru Benua Kec.Munte,Barung Kersap  Kec.Munte (Simantek Kuta),Suka Rame Kec.Munte (Simantek Kuta),Suka Meriah Kec.Payung (Simantek Kuta), Suka Babo (Simantek atau Senina Kuta) ,desa Suka Julu Kec.Tiga Binanga (Simantek Kuta).Ginting Suka terdapat di daerah Karo baluren Dairi dan Mendirikan Kuta Suka Ndebi Kec.Tanah Pinem. Merga Ginting Suka juga ikut Mendirikan Kampung Suka Nalu dan Suka Julu di kecamatan Barusjahe,dimana Suka Nalu adalah Kuta Perbapan urung Si Enem Kuta Panteken Karo-karo Sitepu.Di Suka Nalu dan Suka Julu  kec.Barusjahe ini Ginting Suka sebagai Anak Beru Kuta dan keberadaannya Dominan di Urung tersebut.Ginting Suka juga ikut mendirikan kuta-kuta di urung Naman Teran Kec.Naman Teran (panteken Sitepu) seperti Suka Nalu Naman,Suka Tepu, suka ndebi dan lainnya.Keberadaan Ginting Suka di Urung Naman Teran adalah sebagai Anak Beru Urung.Ginting Suka juga terdapat di Desa Lingga Julu (anak beru atau Kalimbubu Kuta) dan Desa Suka Tendel (Anak Beru Kuta).Merga Ginting Suka juga terdapat di daerah Gayo/Alas.Di Gayo/Alas (Meliputi Kab.Aceh Tenggara,Kab.Bener Meriah,Aceh Selatan,Aceh Singkil dan wilayah Aceh lainnya) Ginting Suka menyebar,Bahkan dalam Hikayat Tarikh Aceh dan Nusantara,  dan Buku Karo Sepanjang Zaman disebutkan di Lembah Aceh Besar selain Kerajaan Islam,ada Kerajan Karo. Raja Terakhir Suku Karo di Aceh Besar (dulu disebut Kuta Raja) adalah Raja Manang Ginting Suka.Rurun (Panggilan) Ginting Suka adalah Suka/Mbayak untuk Lelaki dan Unjuk untuk beru Ginting Suka.

§  Ginting Guru Patih

Guru Patih berarti Guru dari seorang Pemimpin/Panglima (Patih).Merga Ginting Guru Patih mendirikan Kampung Buluh Naman Kec.Munte (Simantek Kuta),  Kemudian ikut mendirikan kampung Sari Munte Kec.Munte (Sebagai Senina Kuta).Dari 2 Kampung awal tadi Merga Ginting Guru Patih menyebar dan Mendirikan kampung seperti Naga Kec.Juhar (Simantek Kuta) dan Lau Kapur Kec.Tiga Binanga (Simantek Kuta). Dari kuta-kuta tersebut Merga Ginting Guru Patih menyebar ke daerah Karo lainnya.

§  Ginting Sugihen

Ginting Sugihen mendirikan Kampung Sugihen di Kec.Juhar (Simantek Kuta),Kuta Gugung Kec.Juhar (Simantek atau Senina Kuta),juga sebagai Pengulu di Kesain  Juhar Ginting. Kemudian Menyebar dari kampung tersebut menuju daerah Sekitar Perbatasan  Kec.Tiga Panah dan Kec.Dolat Rayat.Disini Merga Ginting Sugihen mendirikan Kampung yang diberi nama sesuai Merga dan Kampung asalnya yaitu  Sugihen.Dari Kampung-kampung asalnya tersebut,Merga ini menyebar ke daerah Tanah Karo lainnya. Ginting Sugihen juga terdapat di daerah Aceh Tenggara disebut dengan Sugihen.Rurun (Panggilan) Merga Ginting Sugihen adalah Gurah untuk Lelaki dan Sulngam untuk beru Ginting Sugihen.

§  Ginting Garamata

Gara Mata dalam bahasa Karo berarti Si Mata Merah.Menurut Cerita,berasal dari Tanah Karo (Guru Benua),kemudian Ginting Gara Mata pergi ke daerah Teba dan Disana dia berafiliasi (Bergabung) dengan Budaya Setempat dan Menjadi Merga Simarmata.Beberapa Keturunan Ginting Garamata  kembali Menetap di Tanah Karo.Sekedar wawasan,Di Tongging juga terdapat Kesain Simarmata.Ginting Garamata di Tanah Karo mendirikan Kuta Raja Tengah di daerah Karo Langkat (Simantek Kuta).Dari Raja Tengah,Ginting Garamata menyebar ke daerah Karo lainnya.

§  Ginting Bukit

Setelah Kejadian Tenggelamnya Turang mereka  yaitu Bembem di Sekitar Suka Rame sekarang,Ginting Bukit pergi ke Daerah Karo Langkat dan mendirikan  Kampung Raja Merahe (Simantek Kuta).Dari sini Merga Ginting Bukit Menyebar ke daerah Tanah Karo lainnya.Merga Ginting Bukit ini juga terdapat di daerah Gayo dan Alas dengan sebutan Bukit.

§  Ginting Beras

Merga Ginting Beras (Siberas) awalnya Menetap Di Rumah Berneh Juhar sesuai dengan Aturan Senina nya yang 8 orang.Kemudian dari Juhar, Ginting Beras mendirikan Kuta Lau Petundal di daerah Karo Baluren Dairi dan Menyebar ke daerah Tanah Karo Lainnya.

§  Ginting  Aji Dibata (Jadi Bata)

Aji Dibata berarti Mantra dari Tuhan (Bahasa Karo, Aji = Mantra/Raja, Dibata = Tuhan).Merga Ginting Jadibata (Aji Dibata)  Ikut Mendirikan Desa Juhar Simbelang.Di Juhar terdapat Kesain Jadibata yaitu Kesain Sigeret Lembu (kesain terluas di Juhar).Desa Juhar sendiri menurut cerita terdiri dari 5 kesain utama, masing-masing kesain tersebut mempunyai Jambur.Kesain-kesain ini dibagi lagi menjadi bagian Rumah, seperti Rumah Berneh dan lainnya.Merga Ginting mempunyai 2 kesain yaitu Kesain Sigeret Lembu dan Kesain Rumah Tanduk.Karena Luasnya Desa Juhar,Saat ini Desa Juhar dibagi Menjadi 3 Bagian sesuai Merga Perintis Juhar.Kesain Jadibata termasuk Desa Juhar Ginting.Juhar Merupakan Desa Induk Urung Juhar di Kec.Juhar.Merga Ginting Jadibata juga Mendirikan kampung Kidupen (Sebagai Senina Kuta) dan Menyebar di Kuta-kuta Kec.Juhar.

§  Ginting Babo

Ginting Babo mendiami Kampung Guru Benua Kec.Munte (Sebagai Senina Kuta) kemudian Merga Ginting Babo mendirikan kampung  Suka Babo di Kec.Juhar (Simantek atau Senina Kuta),Kampung Munte Kec.Munte (sebagai Senina Kuta) dan Kuta Gerat Kec.Munte (Simantek atau Senina Kuta)Merga Ginting Babo juga terdapat di desa Guru Kinayan (panteken Sembiring Gurukinayan).Di desa Munte terdapat Kesain Babo.Rurun (Panggilan) Merga Ginting Babo adalah Gajut untuk Lelaki dan Merih untuk Beru Ginting Babo.



Kesembilan orang merga Ginting ini mempunyai seorang saudara perempuan bernama Bembem br Ginting, yang menurut legenda tenggelam ke dalam tanah ketika sedang menari di suatu daerah di desa Guru Benua. Bembem Br Ginting menari untuk melerai sembilan Saudaranya. Daerah tempat tenggelamnya Bembem Br Ginting ini kemudian disebut Tiga Bembem.Menurut cerita,Tiga Bembem ini dulunya digunakan sebagai Tiga lembu (tempat berjualan Lembu) oleh Masyarakat Guru Benua dan sekitarnya.



o    Ginting Tumangger

Menurut Cerita Lisan,Ginting Tumangger berasal dari daerah Pak-pak.Dari pak-pak menyebar ke daerah Tanah Karo.Di Tanah Karo merga Ginting Tumangger mendirikan Kuta Kidupen Kec.Juhar (Simantek Kuta) dan Kem-Kem Kec.Tiga Binanga (Simantek Kuta).Ginting Tumangger dari Kampung Kem-Kem mempunyai kemampuan mengobati dengan Menggunakan Ramuan Tradisional Karo yang dikenal dengan Thabib Kem-Kem.Dari Kedua kuta tadi,Merga Ginting Tumangger menyebar ke daerah Tanah Karo lainnya.Rurun (Panggilan) untuk Merga Ginting Tumangger adalah Lajor dan Tega untuk beru Ginting Tumangger.

o    Ginting Sinusinga

Dari Kisah Ginting Manik, di ketahui bahwa Merga Ginting Sinu Singa berasal dari Merga Ginting Manik dari Desa Tongging.Sekitar 300 tahun yang lalu,Merga Ginting Manik dari Tongging ini membuka Lahan di Kec.Tiga Panah sekarang.Merga Ginting Manik ini dikenal  Sebagai Pemimpin yang sangat Gigih melawan penjajahan sehingga dijuluki “Singa“ oleh Rakyat yang mengikutinya.Dalam Melawan Penjajah Mereka hidup berpindah.Awalnya  Mereka menempati daerah yang bernama Buah Pulut,Kemudian berindah ke Kerangen Pa Nawari (Kerangen Desa Singa)  dan Akhirnya  Menetap dan mendirikan Kuta Singa sekarang.Kampung ini dinamai Singa karena Didirikan Oleh Merga Ginting Manik yang di Juluki “Singa” oleh Rakyat yang mengikutinya.Kemudian Merga Manik yang mendirikan Kampung Singa ini mendirikan/memakai Merga baru yaitu Sinu Singa,Hal ini bisa terjadi karena mereka telah Memantek Suatu Kampung yang baru dan memenuhi persyaratan untuk menjadi Merga Baru.Bila bertemu dengan Merga selain Ginting,mereka menyebut Merga mereka Ginting Sinu Singa, .Hal ini untuk memperjelas bahwa mereka adalah Merga Ginting yang Mendirikan kampung Singa (Sinu=yang Menempati, Singa= Kuta Singa).Namun jika bertemu dengan Merga Ginting,Mereka mengaku Manik Sinu Singa (Untuk memperjelas Silsilah Mereka).Dewasa ini mereka disebut Ginting Manik Sinu Singa.Merga Ginting Sinu Singa juga menyebar ke daerah Sekitar  Kec.Tiga Panah lainnya.(Informasi diperoleh dengan mengunjungi Desa Singa dan dari Wahidin Ginting-KaDes Singa,sekaligus Cucu Pa Nawari).

o    Ginting Jawak

Menurut cerita Ginting Jawak berasal dari Simalungun dan dari Informasi yang diperoleh  Merga  Ginting Jawak berasal dari perbatasan Tanah Karo dan Simalungun.Merga Ginting Jawak umumnya banyak terdapat di Rakut Besi   (Kec.Silima Kuta ) dan Merga Ginting Jawak Mendirikan Kampung Lau Perimbon (Kec.Tanah Pinem).Dari daerah ini,Ginting Jawak menyebar ke daerah Karo lainnya.

o    Ginting Capah

Ginting Capah berasal dari daerah Pak-Pak.Nenek Moyang Ginting Capah yang Ke Karo berasal dari Kalang,suatu kampung di daerah Pak-pak.Nenek Moyang Ginting Capah adalah Merga Capah  yang merupakan Merga Asli Suku Pak-pak.Merga Capah di Pakpak merupakan Saudara 1 Ayah 1 Ibu dengan Merga Kuda Diri,dimana Merga Kuda Diri mempunyai hubungan Khusus dengan Matangken (Sibayak Lau Lingga),selaku anak Pengulu Tinjo.Sedangkan Capah dalam suku karo berarti tempat makan besar terbuat dari kayu, atau piring tradisional Karo.Merga Ginting Capah di Tanah Karo mendirikan Kampung Bukit (Panteken Karo-karo).Di desa Bukit ini,Ginting Capah sebagai Anak Beru atau Kalimbubu Kuta. Dari daerah ini,Ginting Capah menyebar ke daerah Karo lainnya.

o    Ginting Tampune
Dari Cerita mengenai Ginting Munte,diketahui bahwa Merga Ginting Tampune adalah Pecahan Merga Ginting Munte di desa Kuala kec.Tiga Binanga.Dari Cerita ini disebutkan Ketika Ekspedisi membuka Lahan baru di lanjutkan ke Arah Urung Kuta Bangun Kec.Tiga Binanga, Sebagian Merga Ginting Munte ikut Mendirikan kampung Kuala (panteken  Perangin-angin Sebayang) dan Menjadi Anak Beru Kuta Kuala.Merga Ginting ini kemudian memakai Merga Baru,Yaitu Ginting Tampune.Merga Ginting Tampune juga ikut mendirikan Kuta Tiga Binanga  (Panteken Sebayang) sebagai Anak Beru Kuta.Dewasa ini Ginting Tampune menyebar ke daerah sekitar Kuala dan Tiga Binanga.